TUGAS SEMANTIK
A.
Pengertian
semasiologi
Definisi semasiologi yang paling umum adalah ilmu
tentang tanda (berasal dari bahasa Yunani semeîonn
yang berarti “tanda”). Semasiologi sebagai ilmu baru pada 1820-1925 itu
belum disadari sebagai semantik. Istilah Semasiologi sendiri adalah istilah
yang dikemukakan Reisig.
B.
Periode
Sejarah Semantik
Aristoteles ( 384 – 322
SM )
Aristoteles
menyebutkan bahwa makna sebagai bagian dari definisi kata . Kata adalah satuan
terkecil yang mengandung makna .
Periode Pertama
C.
Chr Reisig ( 1825 )
Reisig (1825) sebagai salah seorang ahli
klasik mengungkapkan konsep baru tentang grammar (tata bahasa) yang meliputi
tiga unsur utama, yakni etimologi, studi asal-usul kata sehubungan dengan
perubahan bentuk maupun makna; sintaksis, tata kalimat dalam semasiologi, ilmu
tanda (makna). Semasiologi sebagai ilmu baru pada 1820-1925 itu belum disadari
sebagai semantik. Istilah Semasiologi sendiri adalah istilah yang dikemukakan
Reisig.
Pada periode pertama ini meliputi
setengah abad termasuk di dalamnya kegiatan reisig, maka ini disebut sebagai
‘Undergound’ period.
Periode
Kedua
Breal
( 1883 ) essai de semantique
Breal menyebut semantic namun masih
bersifat historis atau diakronis , sejarah atau latar belakang.
Periode
Ketiga
Masa perkembangan ketiga, studi makna
ditandai dengan munculnya karya filolog Swedia Gustaf Stern (1931) yang
berjudul “Meaning and Change of Meaning With Special Reference to the English
Language Stern melakukan kajian makna secara empiris
Istilah Semantik baru muncul pada tahun 1984 yang
dikenal melalui American Philological Association ‘organisasi filologi amerika’
dalam sebuah artikel yang berjudul Reflected
Meanings: A point in Semantics. Istilah semantik sendiri sudah ada sejak
abad ke-17 bila dipertimbangkan melalui frase semantics philosophy. Sejarah
semantik dapat dibaca di dalam artikel “An Account of the Word Semantics (Word,
No.4 th 1948: 78-9). Breal melalui artikelnya yang berjudul “Le Lois
Intellectuelles du Language” mengungkapkan istilah semantik sebagai bidang baru
dalm keilmuan, di dalam bahasa Prancis istilah sebagai ilmu murni historis
(historical semantics). Historical semantics ini cenderung mempelajari semantik
yang berhubungan dengan unsur-unsur luar bahasa, misalnya perubahan makna
dengan logika, psikologi, dst. Karya Breal ini berjudul Essai de Semanticskue.
(akhir abad ke-19).
Semantik dinyatakan dengan tegas sebagai ilmu makna, baru pada tahun 1990-an dengan munculnya Essai de semantikue dari Breal, yang kemudian pada periode berikutnya disusul oleh karya Stern. Tetapi, sebelum kelahiran karya stern, di Jenewa telah diterbitkan bahan, kumpulan kuliah dari seorang pengajar bahasa yang sangat menentukan perkembangan linguistik berikutnya, yakni Ferdinand de Saussure, yang berjudul Cours de Linguistikue General.
Semantik dinyatakan dengan tegas sebagai ilmu makna, baru pada tahun 1990-an dengan munculnya Essai de semantikue dari Breal, yang kemudian pada periode berikutnya disusul oleh karya Stern. Tetapi, sebelum kelahiran karya stern, di Jenewa telah diterbitkan bahan, kumpulan kuliah dari seorang pengajar bahasa yang sangat menentukan perkembangan linguistik berikutnya, yakni Ferdinand de Saussure, yang berjudul Cours de Linguistikue General.
Pada tahun 1923 muncul buku The Meaning of Meaning
karya Ogden & Richards yang menekankan hubungan tiga unsur dasar, yakni
‘thought of reference’ (pikiran) sebagai unsur yang menghadirkan makna tertentu
yang memiliki hubungan signifikan dengan referent(acuan). Pikiran memiliki
hubungan langsung dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan
langsung dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan yang
arbitrer. Sehubungan dengan meaning, para pakar semantik biasa menetukan fakta
bahwa asal kata meaning(nomina) dari to mean (verba), di dalamnya banyak
mengandung ‘meaning’ yang berbeda-beda. Leech (1974) menyatakan bahwa ahli-ahli
semantik sering tidak wajar memikirkan’the meaning of meaning’ yang diperlukan
untuk pengantar studi semantik. Mereka sebenarnya cenderung menerangkan
semantik dalam hubungannya dengan ilmu lain; para ahli sendiri masih
memperdebatkan bahwa makna bahasa tidak dapat dimengerti atau tidak dapat
dikembangkan kecuali dalam makna nonlinguistik.
Istilah semantik pun bermacam-macam, atara lain, signifik, semisiologi, semologi, semiotik, sememmik, dan semik. Palmer (1976), Lyons (1977), dan Leech (1974) menggunakan sitilah semantcs. Lehrer (1974) mengemukakan bahwa semantik merupakan bidang yang sangat luas, karena ke dalamnya melibatkan unsur-unsur struktur dan fungsi bahasa, yang berkaitan erat dengan psikologi, filsafat dan antropologi, serta sosiologi. Antropologi berkepentingan di bidang semantik antara lain, karena analisis makna di dalam bahasa dapat menyajikan klasifikasikasi budaya pemakai bahasa secara praktis. Ilsafat berhubungan erat dengan semantik karena persoalan makna tertentu yan dapat dijelaskan secara filosofis (mis, makna ungkapan dan peribahasa). Psikologi berhubungan erat dengan semantik karena psikologi memanfaatkan gejala kejiwaan yang ditampilkan manusia secara verbal dan nonverbal. Sosiologi memiliki kepentingan dengan semantik, karena ungkapan atau ekspresi tertentu dapat memandai kelompok sosial atau identitas sosial tertentu.
Sumber
:
Rangkuman
buku catatan
http://anaksastra.blogspot.com/2008/11/sejarah-semantik.html