TOKOH PERS INDONESIA
DJAMALUDDIN ADINEGORO
Nama aslinya sebenarnya bukan Adinegoro, melainkan
Djamaluddin gelar Datuk Maradjo Sutan.
Ia adalah adik sastrawan Muhammad Yamin. Mereka saudara satu bapak,
tetapi lain ibu Ayah Adinegoro bernama Usman gelar Baginda Chatib dan ibunya
bernama Sadarijah,sedangkan nama ibu Muhammad Yamin adalah Rohimah. Ia memiliki
seorang istri bernamaAlidas yang berasal dari Sulit Air, X Koto Diatas, Solok, Sumatera
Barat.
Nama Adinegoro adalah nama yang disarankan oleh
seorang wartawan yang mempunyai nama samaran Nitinegoro. Nama yang sebenarnya
adalah Landjumin Datuk Tumenggung, seorang wartawan Bintang Timoer,
anggota volksraad dan juga menjadi patih di Betawi.
Beliau dilahirkan pada tanggal 14 Agustus
1904 di Talawi, Sumatra Barat dan meninggal di Jakarta, 8 Januari 1967 pada
umur 62 Tahun . Karena dia gemar menulis maka dia dijadikan pembantu tetap di
majalahTjahaja Hindia. Selama perjalanannya di berbaga Negara bagian Eropa,
beliau rajin mengirimkan artikel-artikelnya ke majalah Pandji Poestaka,
Pewarta Deli (Medan), dan Bintang Timoer (Jakarta). Sepulangnya dari
Eropa, beliau diangkat menjadi pemred Pandji Poestaka. Selain itu, setelah
berhenti padaPandji Poestaka, beliau memimpin harian Pewarta Deli.
Pada masa penjajahan
Jepang, Pewarta Deli terpaksa diberhentikan. Lalu
muncullah Sumatera Shimbun yang dipimpin oleh Adinegoro. Dari
sumatera, beliau pindah ke Jawa dan mendirikan majalah Mimbar Indonesia.
Majalah tersebut adalah majalah perjuangan yang isinya padat dan bermutu.
Setelah proklamasi, Adinegoro diangkat menjadi presiden menjadi Ketua Komite
Nasional Sumatera. Kemudian beliau mendirikan harian Kedaulatan
Rakjat di Bukittinggi. Pada tahun 1951, beliau memimpin Yayasan Persbiro
Indonesia dan mendirikan Perguruan Tinggi Publisistik serta Fakultas
Publisistik dan Jurnalistik di UNPAD Bandung.
Sumber
: