Widget edited by super-bee

Minggu, 30 Maret 2014

ARTIKEL ILMIAH


KAJIAN FEMINISME DALAM PUISI “MUSLIMAH” KARYA MARIA ULFA DAN LIRIK LAGU “KUPU-KUPU BAJA” CAPTAIN JACK BAND
Dian Sukma Raharja  A 310110107
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email  : Dianuchiha41@yahoo.com

Abstrak
Perempuan atau biasa disebut wanita adalah sosok makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dari tulang rusuk Adam. Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran Hawa, yang diciptakan untuk menemani Adam menjalani perintah Tuhan di dunia ini. Perempuan diciptakan bukan hanya semata-mata untuk menjadi objek pemuas dari manusia. Mereka terlahir dari kesucian yang hakiki tanpa adanya kebusukan didalamnya. Tapi pada kenyataannya sekarang ini perempuan masih dianggap sebagai bentuk ketidakaturan dari dunia ini.  Dan dari sisi inilah pada akhirnya melahirkan berbagai karya sastra yang mengangkat tema perempuan.Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif serta disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan mengkonsentrasikan struktur fisik maupun batinnya. Dalam dunia sastra, feminisme dapat digunakan sebagai pendekatan dalam kritik sastra. Dalam mengkaji sebuah puisi maupun lirik lagu , harus menentukan terlebih dahulu apa saja metode yang digunakan dalam menganalisis, selain itu juga menentukan objek penelitian dan juga metode pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam menganalisis antara Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band terdapat persamaan dan perbedaan didalamnya. Persamaannya dapat dilihat dari tema yang diangkat sedangkan perbedaannya terdapat pada penggambaran dari sosok Perempuan.
Kata kunci : Perempuan, Feminisme, Puisi, Lirik lagu



Pendahuluan
Sebuah karya sastra tidak lahir dalam situasi kosong kebudayaannya, termasuk dalamnya situasi sastra (teeuw, 1980 dalam Rachmat; 2003). Puisi merupakan genre sastra yang memiliki daya pengimajian yang tinggi. Oleh karena itu puisi menempati posisi yang istimewa, dianggap sebagai bentuk sastra yang paling sastra. Waluyo (1997:25) mengungkapkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif serta disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan mengkonsentrasikan struktur fisik maupun batinnya.
Kosasih (2003 : 207) menyatakan pula bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, tetapi mempunyai makna yang sangat kaya. Kata yang digunakan adalah kata konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Puisi juga dapat bermetamorfosis menjadi bentuk lain seperti lagu,cerpen, novel, dan film.
Dalam dunia sastra, feminisme dapat digunakan sebagai pendekatan dalam kritik sastra. Seperti yang diungkapkan oleh Kolodny dalam Djajanegara (2000: 19) menyatakan bahwa kritik sastra feminis membeberkan perempuan menurut stereotip seksual, baik dalam kesusastraan maupun dalam kritik sastra, dan juga menunjukkan bahwa aliran-aliran serta cara-cara yang tidak memadai telah (digunakan untuk) mengkaji tulisan perempuan secara tidak adil dan tidak peka.
Puisi dan perempuan sudah menjadi bagian dalam siklus hidup manusia. Permasalahan mengenai perempuan membuat sebagian orang berfikir untuk membuatnya sebagai tema yang diangkat dalam puisi. Puisi dijadikan sebagai wahana menyalurkan inspirasi maupun aspirasi bagi perempuan yang lain. Tidak hanya perempuan yang mengangkat tema feminisme dalam puisinya melainkan juga pria yang mengangkat tema-tema feminisme ini. Mereka mulai menanggapi serius masalah-masalah ketidak adilan terhadap perempuan, maupun masalah kesetaraan gender yang lainnya.
Penulis memilih mengkaji aspek Feminisme dalam Puisi “Muslimah” karya Maria ulfa dan lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain jack band karena keduanya mengandung keunikan dan mengangkat tema Feminisme. Feminis itu sendiri berasal dari kata ”Femme” (woman), berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak) sebagai kelas sosial (Ratna, 2004: 184). Tujuan feminis menurut Ratna (2004: 184) adalah keseimbangan interelasi gender. Feminis merupakan gerakan yang dilakukan oleh kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan yang dominan, baik dalam tataran politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial lainnya. Pada dasarnya gerakan feminisme ini muncul karena adanya dorongan ingin menyetarakan hak antara pria dan perempuan yang selama ini seolah-olah perempuan tidak dihargai dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam hidup. Perempuan merasa terkekang karena superioritas laki-laki dan perempuan hanya dianggap sebagai ”bumbu penyedap” dalam hidup laki-laki. Adanya pemikiran tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga perempuan harus berjuang keras untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia.
Menurut Ratna (2005: 226) gerakan feminis secara khusus menyediakan konsep dan teori dalam kaitannya dengan analisis kaum perempuan. Sedangkan Ritzer dalam Ratna (2005: 231) feminis termasuk teori sosial kritis, teori yang melibatkan diri dalam persoalan pokok dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan sejarah, yang sedang dihadapi oleh kelompok-kelompok yang berada dalam kondisi tertindas. Dalam pandangan studi kultural, ada lima politik budaya feminis, yaitu a) feminis liberal, memberikan intensitas pada persamaan hak, baik dalam pekerjaan maupun pendidikan, b) feminis radikal, berpusat pada akar permasalahan yang menyebabkan kaum perempuan tertindas, yaitu seks dan gender, c) feminis sosialis dan Marxis, yang pertama memberikan intensitas pada gender, sedangkan yang kedua pada kelas, d) feminis postmodernis, gender dan ras tidak memiliki makna yang tetap, sehingga seolah-olah secara alamiah tidak ada laki-laki dan perempuan, dan e) feminis kulit hitam dan non Barat dengan intensitas pada ras dan kolonialisme (Ratna, 2005:228).
Dalam dunia sastra, feminisme dapat digunakan sebagai pendekatan dalam kritik sastra. Seperti yang diungkapkan oleh Kolodny dalam Djajanegara (2000: 19) menyatakan bahwa kritik sastra feminis membeberkan perempuan menurut stereotip seksual, baik dalam kesusastraan maupun dalam kritik sastra, dan juga menunjukkan bahwa aliran-aliran serta cara-cara yang tidak memadai telah (digunakan untuk) mengkaji tulisan perempuan secara tidak adil dan  tidak peka.


Metodologi peneletian

Dalam mengkaji sebuah puisi maupun lirik lagu , harus menentukan terlebih dahulu apa saja metode yang digunakan dalam menganalisis, selain itu juga menentukan objek penelitian dan juga metode pengumpulan data yang akan digunakan. Untuk mengkaji feminisme dalam Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band , penulis dapat  menentukan metode yang digunakan dalam menganalisis yaitu dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.  Penulis menggunakan metode ini dengan alasan, karena untuk mengetahui feminisme yang terkandung dalam Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band, dan juga mendeskripsikan Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band ini harus tahu gambaran secara jelas mengenai persamaan dan perbedaan dalam puisi dan lirik lagu tersebut, sehingga dengan metode inilah penulis bisa mendeskripsikannya dengan tepat, jelas, ringkas, dan juga mudah dipahami. 
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band.  Selain metode dan juga Objek penelitian, Penulis juga menentukan metode pengumpulan data yang digunakan dalam menganalisis, yaitu dengan cara membaca Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band, dan mencari serta mencatat data-data yang berkenaan dengan feminisme yang ada pada keduanya.  Sehingga penulis bisa membandingan persamaan dan juga perbedaan feminisme dari puisi dan lirik lagu tersebut.

Pembahasan
Puisi dan lirik lagu utuh
MUSLIMAH
Ia tidak harus berbalut sutera untuk terlihat menawan
ketika busana panjang tanpa pita-pita
mampu menembus kabut pesona zaman

Ia tidak harus mendongakkan kepala untuk menyirat
kehormatan…………………….
Ketika tunduknya hati dan pandangan
menempatkan diri pada kemuliaan……………………

Ia tidak harus berhiaskan intan berlian untuk meraih
keanggunan…………………….
Ketika cahaya kesabaran akan meluruhkan kilaunya
dan butiran tasbih mulai menghitung nilai akhlaknya

Titian menuju ridha-Mu
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam
sekali-kali saja masih tercium harumnya
karena mungkin masih ada terjaga
perilaku dan lisannya…………….

Perjalanan ke sana sungguh panjang dan meletihkan
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang
saling berganti menyapanya………………

Ilahi, tanpa keridhoan itu
bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu

By: (Maria Ulfa) dalam buku “Pesona kepribadian Muslimah” karangan Claudia Irawan massie

Lirik lagu kupu-kupu baja – Captain jack
Dia bercerita tentang hidupnya yang selalu terjajah..
Dia sedih akan nasib kaumnya yang dianggap tak setara..

Dan terpenjara,
diperlakukan tak adil,
dia tak bisa menerima karna dia berbeda..
Berbeda…

aku tak akan lagi dianggap lemah,
dan dianggap tidak berdaya..
Aku tak ingin lagi hidup terkekang,
dengan hanya sedikit pilihan, dengarkan aku berkata..

”aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
 ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…

aku tak akan lagi menjadi korban egoisnya kaum yang kuat..
Aku tak akan mau hanya dianggap pendamping yang selalu menurut..
Lihatlah aku berubah..

”aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…

selalu dianggap yang lebih kotor saat mereka berbuat lebih nista,
selalu dianggap hanya pelengkap dan penghias romantisme mereka,
selalu dianggap yang lebih lemah.. “kutak terimaaa..”

Ku bukan makhluk lemah yang selalu memohon untuk dilindungi,
dan tak bisa sendiri, makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja.

Feminisme Dalam Puisi Muslimah Dan Lirik Lagu Kupu-kupu Baja
Dalam ilmu sastra, feminisme berhubungan dengan konsep kritik sastra feminis, yaitu studi sastra yang mengarahkan fokus analisis kepada wanita.  Berdasarkan ulasan Pendahuluan diatas, penelitian  akan mengkaji persamaan dan perbedaan feminisme yang terdapat dalam yaitu Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band, maka peneliti mencoba untuk mengungkapkan feminisme yang terdapat dalam Puisi dan Lirik lagu Tersebut
1.      Feminisme dalam Puisi Muslimah karya Maria Ulfa
Dalam puisi Muslimah karya Maria Ulfa ini , tema yang diangkat mengenai perempuan. Penggambaran sosok perempuan dalam puisi ini terlihat pada setiap baitnya. Bait-baitnya syarat akan makna yang menggambarkan perempuan yang sesungguhnya. Dilihat dari judul puisi tersebut “ Muslimah” yang menggambarkan sosok wanita yang taat beragama, menaati perintah Tuhannya dan menjauhi laranganNya.
      Penggambaranan puisi ini terlihat pada bait :
Ia tidak harus berbalut sutera untuk terlihat menawan
ketika busana panjang tanpa pita-pita
mampu menembus kabut pesona zaman
Pada bait tersebut menggambarkan sosok perempuan yang apa adanya dan tidak terpengaruh oleh tuntutan zaman. Perempuan yang tidak terbujuk oleh zaman modern yang bergelimpang ketamakan, keburukan dan kemunafikan.
Penggambaran lebih jauh lagi terlihat Pada bait :
Ia tidak harus mendongakkan kepala untuk menyirat
kehormatan…………………….
ketika tunduknya hati dan pandangan
menempatkan diri pada kemuliaan……………………
ia tidak harus berhiaskan intan berlian untuk meraih
keanggunan…………………….
ketika cahaya kesabaran akan meluruhkan kilaunya
dan butiran tasbih mulai menghitung nilai akhlaknya
pada bait ini dijelaskan bahwa perempuan haruslah rendah hati dan tidak menyombongkan diri, karena kesombongan adalah awal dari kehancuran. Dan kerendahan hati dan akhlaklah yang membawa kemuliaan dimata Tuhan.
Lebih jauh lagi penggambaran puisi ini terlihat pada bait selanjutnya :
titian menuju ridha-Mu
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam
sekali-kali saja masih tercium harumnya
karena mungkin masih ada terjaga
perilaku dan lisannya…………….
perjalanan ke sana sungguh panjang dan meletihkan
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang
saling berganti menyapanya………………
Ilahi, tanpa keridhoan itu
bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu”
Pada bait-bait puisi ini di gambarkan bahwa menjadi perempuan di mata Tuhan bukanlah hal yang mudah. Banyak halangan  dan rintangan yang dilalui. Jalan yang panjanng dan berliku kadang membuat manusia terjatuh pada titik yang jauh akan nilai kebenaran. Dan disinilah ibadah yang menjadi jembatan atas keridhoan Tuhan .
2.      Feminisme dalam Lirik Lagu kupu-kupu baja dari Captain Jack band
Dalam lirik lagu ini juga mengambil tema  tentang perempuan. Dalam lirik lagu ini kaum wanita di gambarkan sudah mulai dilemahkan, banyak pelecehan seksual, aksi pornoaksi, penganiayaan terhadap perempuan. Ini terlihat dalam lirik berikut:
dia bercerita tentang hidupnya yang selalu terjajah..
dia sedih akan nasib kaumnya yang dianggap tak setara..

dan terpenjara,
diperlakukan tak adil,
dia tak bisa menerima karna dia berbeda..
berbeda
…”
Kemudian di jelaskan dalam lirik lagu selanjutnya yang menggambarkan kebangkitan dari perempuan. Bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketidak adilan.
aku tak akan lagi dianggap lemah,
dan dianggap tidak berdaya..
aku tak ingin lagi hidup terkekang,
dengan hanya sedikit pilihan, dengarkan aku berkata
..”
Mereka tak mau di anggap lemah dan tidak berdaya. Mereka akan bangkit walaupun hanya ada sedikit pilihan, karena setiap manusia diciptakan dengan pilihan, baik itu memilih yang baik maupun yang buruk.
Lebih jauh lagi lirik lagu dari band yang berasal dari Yogyakarta dan mengusung Genre Alternative Rock ini menjelaskan bahwa perempuan akan berjuang demi perubahan, seperti pada penggalan lirik
aku tak akan lagi menjadi korban egoisnya kaum yang kuat..
aku tak akan mau hanya dianggap pendamping yang selalu menurut..
lihatlah aku berubah..

aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja
…”
Penggalan lirik tersebut menggambarkan sosok perempuan yang tak mau menjadi korban dari manusia yang tak bertanggung jawab, manusia yang mengandalkan kekuatan dari keburukannya. Sekarangperempuan tak mau dianggap lemah dan tak berdaya, karena mereka akan bermetamorfosa menjadi kupu-kupu baja. Kupu-kupu yang indah dan mempunyai kekuatan untuk menentang ketidakadilan, membawa perubahan yang baik dan mendapat tempat yang sama dimata Tuhan.
Persamaan Dan Perbedaan Feminisme Puisi Muslimah dengan Lirik lagu Kupu-kupu Baja
            Persamaan antara Puisi Muslimah dengan Lirik lagu Kupu-kupu Baja terletak pada tema yang diangkatnya yaitu mengenai perempuan. Sementara perbedaan antara Puisi Muslimah dengan Lirik lagu Kupu-kupu Baja adalah Puisi Muslimah menggambarkan sosok Perempuan yang baik dimata Tuhan. Perempuan yang berakhlak mulia, perempuan yang berpenampilan apa adanya, perempuan yang tak ada rasa sombong dihatinya.Perempuan yang menaati perintah Tuhannya dan menjauhi larangannya.
            Sedangkan dalam lirik lagu “ kupu-kupu baja” dari Captain Jack band menggambar sosok perempuan yang terlihat lemah, tertindas, dan dianggap tidak berdaya, namun dengan kemauan dan tekat  yang kuat perempuan mampu melakukan perubahan. Perubahan yang baik bagi dirinya dan bagi orang lain. Perempuan yang berontak dengan kesadarannya. Menjadi pemberontak namun tetap berotak. Perempuan yang kuat namun  tetap memiliki kelembutan didalamnya
Kesimpulan
            Setelah melakukan analisis mengenai feminisme antara Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band dapat di simpulkan bahwa Permasalahan mengenai perempuan membuat sebagian orang berfikir untuk membuatnya sebagai tema yang diangkat dalam puisi. Puisi dijadikan sebagai wahana menyalurkan inspirasi maupun aspirasi bagi perempuan yang lain. Mereka mulai menanggapi serius masalah-masalah ketidak adilan terhadap perempuan, maupun masalah kesetaraan gender yang lainnya.
            Dalam menganalisis antara Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band terdapat persamaan dan perbedaan didalamnya. Persamaan terletak pada tema yang diangkatnya yaitu perempuan. perbedaan antara Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu baja” dari Captain Jack Band terdapat pada sosok perempuan yang digambarkan. Pada puisi “muslimah” penggambaran mengenai perempuan terhadap Tuhannya sedangkan pada  Lirik lagu “ kupu-kupu baja” mengenai perempuan yang mencoba berontak dan ingin hidup lebih baik dari keadaannya yang sekarang.
Saran
Setelah melakukan analisis mengenai feminisme pada Puisi Muslimah dan Lirik lagu kupu-kupu baja ini, penulis merasa bahwasanya analisis ini belum sempurna.  Hal ini dikarenakan penulis masih dalam tahap belajar, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk membangun agar analisis ini bisa lebih sempurna lagi

Persantunan
Penulis dalam melakukan analisis ini tidaklah akan berhasil apabila tidak ada dorongan dan motivasi dari pihak lain.  Untuk itu penulis berterimakasih kepada :
1.       Allah SWT, yang telah memberikan anugerah berupa akal fikiran, sehingga penulis mampu mendapat pencerahan dalam menganalisis
2.      Orang tua, yang telah memberikan doa dan juga semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas untuk menganalisis
3.      Ibu Yosi Wulandari , selaku dosen pengampu mata kuliah Sastra Banding, yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana cara  untuk menganalisis sebuah karya sastra, sehingga tugas untuk menganalisis dapat terselesaikan

Daftar pustaka
Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta:  Gramedia Pustaka Utama.
E. Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: CV Yrama Widya.
Herman J. Waluyo. 1997. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Pradopo, Rachmat Djoko.2003. prinsip-prinsip kritik sastra. Yogyakarta: Gadjah mada university.
Ratna, Nyoman Khuta.2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
                                    . 2005. Sastra dan Cultural Studies : Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta
Captain Jack band. 2012. New single kupu-kupu baja
Widjanarko,dika. Kumpulan 30 puisi tentang wanita
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar