KAJIAN FEMINISME DALAM PUISI
“MUSLIMAH” KARYA MARIA ULFA DAN LIRIK LAGU “KUPU-KUPU BAJA” CAPTAIN JACK BAND
Dian Sukma Raharja A 310110107
Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia dan Daerah
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Email : Dianuchiha41@yahoo.com
Abstrak
Perempuan
atau biasa disebut wanita adalah sosok makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dari
tulang rusuk Adam. Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran Hawa, yang
diciptakan untuk menemani Adam menjalani perintah Tuhan di dunia ini. Perempuan
diciptakan bukan hanya semata-mata untuk menjadi objek pemuas dari manusia.
Mereka terlahir dari kesucian yang hakiki tanpa adanya kebusukan didalamnya.
Tapi pada kenyataannya sekarang ini perempuan masih dianggap sebagai bentuk ketidakaturan
dari dunia ini. Dan dari sisi inilah
pada akhirnya melahirkan berbagai karya sastra yang mengangkat tema perempuan.Puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif serta disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan mengkonsentrasikan struktur fisik maupun batinnya. Dalam dunia sastra, feminisme dapat digunakan
sebagai pendekatan dalam kritik sastra. Dalam mengkaji
sebuah puisi maupun lirik lagu , harus menentukan terlebih dahulu apa saja
metode yang digunakan dalam menganalisis, selain itu juga menentukan objek
penelitian dan juga metode pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam menganalisis antara
Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik
lagu “kupu-kupu baja” dari Captain
Jack Band terdapat persamaan dan perbedaan didalamnya. Persamaannya dapat
dilihat dari tema yang diangkat sedangkan perbedaannya terdapat pada
penggambaran dari sosok Perempuan.
Kata kunci : Perempuan, Feminisme, Puisi,
Lirik lagu
Pendahuluan
Sebuah
karya sastra tidak lahir dalam situasi kosong kebudayaannya, termasuk dalamnya
situasi sastra (teeuw, 1980 dalam Rachmat; 2003). Puisi merupakan
genre sastra yang memiliki daya pengimajian yang tinggi. Oleh karena itu puisi
menempati posisi yang istimewa, dianggap sebagai bentuk sastra yang paling
sastra. Waluyo
(1997:25) mengungkapkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif serta disusun
dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan mengkonsentrasikan
struktur fisik maupun batinnya.
Kosasih
(2003 : 207) menyatakan pula bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang
menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Bahasa yang digunakan dalam
puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang
ringkas, tetapi mempunyai makna yang sangat kaya. Kata yang digunakan adalah
kata konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Puisi juga
dapat bermetamorfosis menjadi bentuk lain seperti lagu,cerpen, novel, dan film.
Dalam dunia sastra, feminisme dapat digunakan sebagai
pendekatan dalam kritik sastra. Seperti yang diungkapkan oleh Kolodny dalam
Djajanegara (2000: 19) menyatakan bahwa kritik sastra feminis membeberkan
perempuan menurut stereotip seksual, baik dalam kesusastraan
maupun dalam kritik sastra, dan juga menunjukkan bahwa aliran-aliran serta
cara-cara yang tidak memadai telah (digunakan untuk) mengkaji tulisan perempuan
secara tidak adil dan tidak peka.
Puisi dan
perempuan sudah menjadi bagian dalam siklus hidup manusia. Permasalahan
mengenai perempuan membuat sebagian orang berfikir untuk membuatnya sebagai
tema yang diangkat dalam puisi. Puisi dijadikan sebagai wahana menyalurkan
inspirasi maupun aspirasi bagi perempuan yang lain. Tidak hanya perempuan yang
mengangkat tema feminisme dalam puisinya melainkan juga pria yang mengangkat
tema-tema feminisme ini. Mereka mulai menanggapi serius masalah-masalah ketidak
adilan terhadap perempuan, maupun masalah kesetaraan gender yang lainnya.
Penulis memilih mengkaji aspek Feminisme
dalam Puisi “Muslimah” karya Maria ulfa dan lirik lagu “kupu-kupu baja” dari
Captain jack band karena keduanya mengandung keunikan dan mengangkat tema
Feminisme. Feminis itu
sendiri berasal dari kata ”Femme”
(woman), berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak
kaum perempuan (jamak) sebagai kelas sosial (Ratna, 2004: 184). Tujuan feminis
menurut Ratna (2004: 184) adalah keseimbangan interelasi gender. Feminis
merupakan gerakan yang dilakukan oleh kaum wanita untuk menolak segala sesuatu
yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan yang
dominan, baik dalam tataran politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial lainnya.
Pada dasarnya gerakan feminisme ini muncul karena adanya dorongan ingin
menyetarakan hak antara pria dan perempuan yang selama ini seolah-olah
perempuan tidak dihargai dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam
hidup. Perempuan merasa terkekang karena superioritas laki-laki dan perempuan
hanya dianggap sebagai ”bumbu penyedap” dalam hidup laki-laki. Adanya pemikiran
tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga perempuan harus berjuang keras
untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia.
Menurut Ratna (2005: 226) gerakan feminis secara
khusus menyediakan konsep dan teori dalam kaitannya dengan analisis kaum
perempuan. Sedangkan Ritzer dalam Ratna (2005: 231) feminis termasuk teori
sosial kritis, teori yang melibatkan diri dalam persoalan pokok dalam konteks
sosial, politik, ekonomi, dan sejarah, yang sedang dihadapi oleh
kelompok-kelompok yang berada dalam kondisi tertindas. Dalam pandangan studi
kultural, ada lima politik budaya feminis, yaitu a) feminis liberal, memberikan
intensitas pada persamaan hak, baik dalam pekerjaan maupun pendidikan, b) feminis
radikal, berpusat pada akar permasalahan yang menyebabkan kaum perempuan
tertindas, yaitu seks dan gender, c) feminis sosialis dan Marxis, yang pertama
memberikan intensitas pada gender, sedangkan yang kedua pada kelas, d) feminis
postmodernis, gender dan ras tidak memiliki makna yang tetap, sehingga
seolah-olah secara alamiah tidak ada laki-laki dan perempuan, dan e) feminis
kulit hitam dan non Barat dengan intensitas pada ras dan kolonialisme (Ratna,
2005:228).
Dalam dunia sastra, feminisme dapat digunakan sebagai
pendekatan dalam kritik sastra. Seperti yang diungkapkan oleh Kolodny dalam
Djajanegara (2000: 19) menyatakan bahwa kritik sastra feminis membeberkan
perempuan menurut stereotip seksual, baik dalam kesusastraan
maupun dalam kritik sastra, dan juga menunjukkan bahwa aliran-aliran serta
cara-cara yang tidak memadai telah (digunakan untuk) mengkaji tulisan perempuan
secara tidak adil dan tidak peka.
Metodologi
peneletian
Dalam mengkaji sebuah puisi maupun lirik
lagu , harus menentukan terlebih dahulu apa saja metode yang digunakan dalam
menganalisis, selain itu juga menentukan objek penelitian dan juga metode
pengumpulan data yang akan digunakan. Untuk mengkaji feminisme dalam Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik
lagu “kupu-kupu baja” dari Captain
Jack Band , penulis dapat menentukan
metode yang digunakan dalam menganalisis yaitu dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Penulis
menggunakan metode ini dengan alasan, karena untuk mengetahui feminisme yang
terkandung dalam Puisi “muslimah”
Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu
baja” dari Captain Jack Band, dan juga mendeskripsikan Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik
lagu “kupu-kupu baja” dari Captain
Jack Band ini harus tahu gambaran secara jelas mengenai persamaan dan perbedaan
dalam puisi dan lirik lagu tersebut, sehingga dengan metode inilah penulis bisa
mendeskripsikannya dengan tepat, jelas, ringkas, dan juga mudah dipahami.
Objek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Puisi “muslimah”
Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu
baja” dari Captain Jack Band. Selain
metode dan juga Objek penelitian, Penulis juga menentukan metode pengumpulan
data yang digunakan dalam menganalisis, yaitu dengan cara membaca Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu
“kupu-kupu baja” dari Captain Jack
Band, dan mencari serta mencatat data-data yang berkenaan dengan feminisme yang
ada pada keduanya. Sehingga penulis bisa
membandingan persamaan dan juga perbedaan feminisme dari puisi dan lirik lagu
tersebut.
Pembahasan
Puisi dan lirik lagu utuh
MUSLIMAHIa tidak harus berbalut sutera untuk terlihat menawan
ketika busana panjang tanpa pita-pita
mampu menembus kabut pesona zaman
Ia tidak harus mendongakkan kepala untuk menyirat
kehormatan…………………….
Ketika tunduknya hati dan pandangan
menempatkan diri pada kemuliaan……………………
Ia tidak harus berhiaskan intan berlian untuk meraih
keanggunan…………………….
Ketika cahaya kesabaran akan meluruhkan kilaunya
dan butiran tasbih mulai menghitung nilai akhlaknya
Titian menuju ridha-Mu
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam
sekali-kali saja masih tercium harumnya
karena mungkin masih ada terjaga
perilaku dan lisannya…………….
Perjalanan ke sana sungguh panjang dan meletihkan
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang
saling berganti menyapanya………………
Ilahi, tanpa keridhoan itu
bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu
By: (Maria Ulfa) dalam buku “Pesona kepribadian Muslimah” karangan Claudia Irawan massie
Lirik
lagu kupu-kupu baja – Captain jack
Dia
bercerita tentang hidupnya yang selalu terjajah..
Dia sedih akan nasib kaumnya yang dianggap tak setara..
Dan terpenjara,
diperlakukan tak adil,
dia tak bisa menerima karna dia berbeda..
Berbeda…
aku tak akan lagi dianggap lemah,
dan dianggap tidak berdaya..
Aku tak ingin lagi hidup terkekang,
dengan hanya sedikit pilihan, dengarkan aku berkata..
”aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…
aku tak akan lagi menjadi korban egoisnya kaum yang kuat..
Aku tak akan mau hanya dianggap pendamping yang selalu menurut..
Lihatlah aku berubah..
”aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…
selalu dianggap yang lebih kotor saat mereka berbuat lebih nista,
selalu dianggap hanya pelengkap dan penghias romantisme mereka,
selalu dianggap yang lebih lemah.. “kutak terimaaa..”
Ku bukan makhluk lemah yang selalu memohon untuk dilindungi,
dan tak bisa sendiri, makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja.
Dia sedih akan nasib kaumnya yang dianggap tak setara..
Dan terpenjara,
diperlakukan tak adil,
dia tak bisa menerima karna dia berbeda..
Berbeda…
aku tak akan lagi dianggap lemah,
dan dianggap tidak berdaya..
Aku tak ingin lagi hidup terkekang,
dengan hanya sedikit pilihan, dengarkan aku berkata..
”aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…
aku tak akan lagi menjadi korban egoisnya kaum yang kuat..
Aku tak akan mau hanya dianggap pendamping yang selalu menurut..
Lihatlah aku berubah..
”aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…
selalu dianggap yang lebih kotor saat mereka berbuat lebih nista,
selalu dianggap hanya pelengkap dan penghias romantisme mereka,
selalu dianggap yang lebih lemah.. “kutak terimaaa..”
Ku bukan makhluk lemah yang selalu memohon untuk dilindungi,
dan tak bisa sendiri, makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja.
Feminisme Dalam Puisi Muslimah Dan Lirik Lagu Kupu-kupu Baja
Dalam
ilmu sastra, feminisme berhubungan dengan konsep kritik sastra feminis, yaitu
studi sastra yang mengarahkan fokus analisis kepada wanita. Berdasarkan ulasan Pendahuluan diatas, penelitian akan mengkaji persamaan dan perbedaan
feminisme yang terdapat dalam yaitu Puisi “muslimah”
Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu
baja” dari Captain Jack Band, maka peneliti mencoba untuk mengungkapkan feminisme yang
terdapat dalam Puisi dan Lirik lagu Tersebut
1. Feminisme dalam Puisi Muslimah karya Maria Ulfa
Dalam puisi Muslimah karya Maria Ulfa ini , tema yang diangkat mengenai
perempuan. Penggambaran sosok perempuan dalam puisi ini terlihat pada setiap
baitnya. Bait-baitnya syarat akan makna yang menggambarkan perempuan yang
sesungguhnya. Dilihat dari judul puisi tersebut “ Muslimah” yang menggambarkan
sosok wanita yang taat beragama, menaati perintah Tuhannya dan menjauhi
laranganNya.
Penggambaranan
puisi ini terlihat pada bait :
“ Ia tidak
harus berbalut sutera untuk terlihat menawan
ketika busana panjang tanpa pita-pita
mampu menembus kabut pesona zaman”
ketika busana panjang tanpa pita-pita
mampu menembus kabut pesona zaman”
Pada bait tersebut menggambarkan sosok perempuan
yang apa adanya dan tidak terpengaruh oleh tuntutan zaman. Perempuan yang tidak
terbujuk oleh zaman modern yang bergelimpang ketamakan, keburukan dan
kemunafikan.
Penggambaran lebih jauh lagi
terlihat Pada bait :
“ Ia tidak
harus mendongakkan kepala untuk menyirat
kehormatan…………………….
ketika tunduknya hati dan pandangan
menempatkan diri pada kemuliaan……………………
kehormatan…………………….
ketika tunduknya hati dan pandangan
menempatkan diri pada kemuliaan……………………
ia tidak
harus berhiaskan intan berlian untuk meraih
keanggunan…………………….
ketika cahaya kesabaran akan meluruhkan kilaunya
dan butiran tasbih mulai menghitung nilai akhlaknya”
keanggunan…………………….
ketika cahaya kesabaran akan meluruhkan kilaunya
dan butiran tasbih mulai menghitung nilai akhlaknya”
pada bait ini dijelaskan bahwa
perempuan haruslah rendah hati dan tidak menyombongkan diri, karena kesombongan
adalah awal dari kehancuran. Dan kerendahan hati dan akhlaklah yang membawa
kemuliaan dimata Tuhan.
Lebih jauh lagi penggambaran
puisi ini terlihat pada bait selanjutnya :
“titian
menuju ridha-Mu
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam
sekali-kali saja masih tercium harumnya
karena mungkin masih ada terjaga
perilaku dan lisannya…………….
memang tidak dihiasi mawar, melati dan sedap malam
sekali-kali saja masih tercium harumnya
karena mungkin masih ada terjaga
perilaku dan lisannya…………….
perjalanan
ke sana sungguh panjang dan meletihkan
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang
saling berganti menyapanya………………
hanya mendung dan pelangi, hanya gelap dan terang
saling berganti menyapanya………………
Ilahi,
tanpa keridhoan itu
bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu”
bisakah sedekah, sholat dan sujudnya
mengantar diri ke ujung pengembaraan pada-Mu”
Pada
bait-bait puisi ini di gambarkan bahwa menjadi perempuan di mata Tuhan bukanlah
hal yang mudah. Banyak halangan dan
rintangan yang dilalui. Jalan yang panjanng dan berliku kadang membuat manusia
terjatuh pada titik yang jauh akan nilai kebenaran. Dan disinilah ibadah yang
menjadi jembatan atas keridhoan Tuhan .
2. Feminisme
dalam Lirik Lagu kupu-kupu baja dari Captain Jack band
Dalam lirik lagu ini juga mengambil
tema tentang perempuan. Dalam lirik lagu
ini kaum wanita di gambarkan sudah mulai dilemahkan, banyak pelecehan seksual,
aksi pornoaksi, penganiayaan terhadap perempuan. Ini terlihat dalam lirik
berikut:
“dia bercerita tentang hidupnya yang selalu terjajah..
dia sedih akan nasib kaumnya yang dianggap tak setara..
dan terpenjara,
diperlakukan tak adil,
dia tak bisa menerima karna dia berbeda..
berbeda…”
dia sedih akan nasib kaumnya yang dianggap tak setara..
dan terpenjara,
diperlakukan tak adil,
dia tak bisa menerima karna dia berbeda..
berbeda…”
Kemudian
di jelaskan dalam lirik lagu selanjutnya yang menggambarkan kebangkitan dari
perempuan. Bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketidak adilan.
“aku tak akan lagi dianggap lemah,
dan dianggap tidak berdaya..
aku tak ingin lagi hidup terkekang,
dengan hanya sedikit pilihan, dengarkan aku berkata..”
dan dianggap tidak berdaya..
aku tak ingin lagi hidup terkekang,
dengan hanya sedikit pilihan, dengarkan aku berkata..”
Mereka
tak mau di anggap lemah dan tidak berdaya. Mereka akan bangkit walaupun hanya
ada sedikit pilihan, karena setiap manusia diciptakan dengan pilihan, baik itu
memilih yang baik maupun yang buruk.
Lebih
jauh lagi lirik lagu dari band yang berasal dari Yogyakarta dan mengusung Genre
Alternative Rock ini menjelaskan bahwa perempuan akan berjuang demi perubahan,
seperti pada penggalan lirik
“aku tak akan lagi menjadi korban egoisnya kaum yang kuat..
aku tak akan mau hanya dianggap pendamping yang selalu menurut..
lihatlah aku berubah..
aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…”
aku tak akan mau hanya dianggap pendamping yang selalu menurut..
lihatlah aku berubah..
aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…”
Penggalan lirik tersebut menggambarkan
sosok perempuan yang tak mau menjadi korban dari manusia yang tak bertanggung
jawab, manusia yang mengandalkan kekuatan dari keburukannya. Sekarangperempuan
tak mau dianggap lemah dan tak berdaya, karena mereka akan bermetamorfosa
menjadi kupu-kupu baja. Kupu-kupu yang indah dan mempunyai kekuatan untuk
menentang ketidakadilan, membawa perubahan yang baik dan mendapat tempat yang
sama dimata Tuhan.
Persamaan
Dan Perbedaan Feminisme Puisi Muslimah dengan Lirik lagu Kupu-kupu Baja
Persamaan antara
Puisi Muslimah dengan Lirik lagu Kupu-kupu Baja terletak pada tema yang diangkatnya yaitu mengenai perempuan.
Sementara perbedaan antara Puisi Muslimah dengan Lirik lagu Kupu-kupu Baja
adalah Puisi Muslimah menggambarkan sosok Perempuan yang baik dimata Tuhan.
Perempuan yang berakhlak mulia, perempuan yang berpenampilan apa adanya,
perempuan yang tak ada rasa sombong dihatinya.Perempuan yang menaati perintah
Tuhannya dan menjauhi larangannya.
Sedangkan
dalam lirik lagu “ kupu-kupu baja” dari Captain Jack band menggambar sosok
perempuan yang terlihat lemah, tertindas, dan dianggap tidak berdaya, namun
dengan kemauan dan tekat yang kuat
perempuan mampu melakukan perubahan. Perubahan yang baik bagi dirinya dan bagi
orang lain. Perempuan yang berontak dengan kesadarannya. Menjadi pemberontak
namun tetap berotak. Perempuan yang kuat namun
tetap memiliki kelembutan didalamnya
Kesimpulan
Setelah
melakukan analisis mengenai feminisme antara Puisi “muslimah”
Karya Maria Ulfa dan Lirik lagu “kupu-kupu
baja” dari Captain Jack Band dapat di simpulkan bahwa Permasalahan mengenai perempuan membuat sebagian orang
berfikir untuk membuatnya sebagai tema yang diangkat dalam puisi. Puisi
dijadikan sebagai wahana menyalurkan inspirasi maupun aspirasi bagi perempuan
yang lain. Mereka mulai menanggapi serius masalah-masalah ketidak adilan
terhadap perempuan, maupun masalah kesetaraan gender yang lainnya.
Dalam menganalisis antara Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik
lagu “kupu-kupu baja” dari Captain
Jack Band terdapat persamaan dan perbedaan didalamnya. Persamaan terletak pada
tema yang diangkatnya yaitu perempuan. perbedaan antara Puisi “muslimah” Karya Maria Ulfa dan Lirik
lagu “kupu-kupu baja” dari Captain
Jack Band terdapat pada sosok perempuan yang digambarkan. Pada puisi “muslimah”
penggambaran mengenai perempuan terhadap Tuhannya sedangkan pada Lirik lagu “ kupu-kupu baja” mengenai
perempuan yang mencoba berontak dan ingin hidup lebih baik dari keadaannya yang
sekarang.
Saran
Setelah melakukan analisis mengenai feminisme pada Puisi
Muslimah dan Lirik lagu kupu-kupu baja ini, penulis merasa bahwasanya analisis
ini belum sempurna. Hal ini dikarenakan
penulis masih dalam tahap belajar, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik untuk membangun agar analisis ini bisa lebih sempurna lagi
Persantunan
Penulis
dalam melakukan analisis ini tidaklah akan berhasil apabila tidak ada dorongan
dan motivasi dari pihak lain. Untuk itu
penulis berterimakasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan anugerah
berupa akal fikiran, sehingga penulis mampu mendapat pencerahan dalam menganalisis
2. Orang tua, yang telah memberikan doa
dan juga semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
untuk menganalisis
3. Ibu Yosi Wulandari , selaku dosen pengampu mata kuliah
Sastra Banding, yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana cara untuk menganalisis sebuah karya sastra,
sehingga tugas untuk menganalisis dapat terselesaikan
Daftar pustaka
Djajanegara,
Soenarjati. 2000.
Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
E.
Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: CV Yrama Widya.
Herman
J. Waluyo. 1997.
Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta:
Erlangga.
Pradopo, Rachmat Djoko.2003. prinsip-prinsip kritik sastra.
Yogyakarta: Gadjah mada university.
Ratna, Nyoman Khuta.2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.
2005. Sastra dan Cultural Studies : Representasi Fiksi dan Fakta.
Yogyakarta
Captain
Jack band. 2012. New single kupu-kupu
baja
http://captainjackband.blogspot.com/2012/08/new-single-kupu-kupu-baja-lyric_16.html.
diakses pada 2 Januari 2014
Widjanarko,dika. Kumpulan 30 puisi tentang wanita
http://www.slideshare.net/dikhawijanarko/kumpulan-30-puisi-tentang-wanita. diakses pada 2
Januari 2014