Widget edited by super-bee

Kamis, 25 April 2013

MAKALAH INTEGRASI



MAKALAH INTEGRASI

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiolinguistik
                                Pengampu : Prof. Dr.Abdul Ngalim, M.M, M.Hum.
                                                                          












Disusun oleh :

1.      Slamet Eko Budiono                       A 310110105
2.      Dian Sukma Raharja                      A 310110107
3.      Licentia Ary Septiani                      A 310110109



PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013









KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb
            Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt atas berkah dan hidayahNya yang telah dilimpahkan kepada kita sehingga makalah sosiolinguistik ini dapat terselesaikan.
            Makalah mengenai integrasi ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah sosiolinguistik di jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
            Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari dukungan semua pihak dalam penyelesaiannya.Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat dan mempresentasikan makalah ini.
2.  Prof.Abdul Ngalim selaku dosen pembimbing mata kuliah sosiolinguistik jurusan PBSID UMS.
3. Teman – teman kelompok yang telah membuat makalah ini.
Semoga yang kami lakukan selalu diridhoi Allah SWT sehingga senantiasa menjadi amal ibadah di sisinya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surakarta, Maret 2013


                                                                                         Penulis







BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Interferensi dan integrasi merupakan dua topik dalam sosiolinguistik yang terjadi akibat adanya penggunaan dua bahasa atau lebih dalam masyarakat tutur yang multilingual. Dalam peristiwa interferensi juga digunakannya unsur-unsur bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa yang dianggap suatu kesalahan karena menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yang digunakan. Sedangkan integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dan dianggap sudah menjadi warga bahasa tersebut.
     
PERMASALAHAN
1.      Apakah pengertian Integrasi ?
2.      Bagaimana Batasan antara inteferensi dan integrasi ?
3.      Bagaimana akibat interferensi dan integrasi ?
TUJUAN
1.      Mampu mendefinisikan pengertian Integrasi
2.      Mampu mendeskripsikan. Batasan interferensi dan integrasi
3.      Mampu menjelaskan akibat yang terjadi antara interferensi dan integrasi








BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi

Mengenai integrasi, Hockett (1959 : 417) sudah lebih awal menyebut dengan istilah adaptasi (adaptation). Hockett menjelaskan bahwa adaptasi merupakan suatu peristiwa dinaturalisasikanya secara penuh, sebuah kata sebagai bagian dari rangkaian sejarah, seakan-akan telah menjadi bentuk bahasa peminjam. Menurut Weinreich (1970 : 53), integrasi leksikal khususnya merupakan proses penambahan  leksikal dari kata pinjaman , ke perbendaharaan kata baru dalam bahasa penyerap. Dalam hal ini Weinreich hanya memberikan contoh kata television dari bahasa inggris yang masuk kedalam perbendaharaan kata jerman. Konsep senada, dikemukakan oleh Kridalaksana (1993 : 84), bahwa integrasi adalah penggunaan secara sistematis unsur-unsur bahasa lain seolah-olah merupakan bagian dari suatu bahasa tanpa disadari oleh pemakainya. Kridalaksana juga menegaskan, bahwa peminjaman merupakan proses menuju integrasi. Sebagai contoh: piker, kahar, rejeki, maksud dan sebagainya. Dalam register perbankan berbahasa Indonesia, kata-kata deposito, giro, kredit, debet, likuidasi, kliring, likuiditas, solvabilitas, dan sebagainya. Jika telah resmi dimasukkan kedalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebenarnya sudah dapat dikategorikan hasil integrasi dari bahasa asing kedalam bahasa Indonesia.

Integrasi menurut Mackey (1968) adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dan dianggap sedah menjadi warga bahasa tersebut. Sehingga tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau pungutan.

B. Batas Interferensi dan Integrasi
 Batas antara peristiwa interferensi dan integrasi adalah dimana peristiwa interferensi dipandang sebagai pengacau karena merusak system suatu bahasa, tetap disisi lain dipandang sebagai suatu mekanisme yang paling penting dan dominan untuk mengembangkan suatu bahasa yang masih perlu pengembangan
Oleh sebagian sosiolinguis, masalah integrasi merupakan masalah yang sulit dibedakan dari interferensi. Chair dan Agustina (1995:168) mengacu pada pendapat Mackey, menyatakan bahwa  integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dan dianggap sudah menjadi bagian dari bahasa tersebut. Tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau pungutan.
Mackey dalam Mustakim (1994:13) mengungkapkan bahwa masalah interferensi adalah nisbi, tetapi kenisbiannya itu dapat diukur. Menurutnya, interferensi dapat ditetapkan berdasarkan penemuan adanya integrasi, yang juga bersifat nisbi. Dalam hal ini, kenisbian integrasi itu dapat diketahui dari suatu bentuk leksikal. Misalnya, sejumlah orang menganggap bahwa bentuk leksikal tertentu sudah terintegrasi, tetapi sejumlah orang yang lain menganggap belum.
Senada dengan itu, Weinrich (1970:11) mengemukakan bahwa jika suatu unsur interferensi terjadi secara berulang-ulang dalam tuturan seseorang atau sekelompok orang sehingga semakin lama unsur itu  semakin diterima sebagai bagian dari sistem bahasa mereka, maka terjadilah integrasi. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa interferensi masih dalam proses, sedangkan integrasi sudah menetap dan diakui sebagai bagian dari bahasa penerima.
Berkaitan dengan hal tersebut, ukuran yang digunakan untuk menentukan keintegrasian suatu unsur serapan adalah kamus. Dalam hal ini, jika suatu unsur serapan atau interferensi sudah dicantumkan dalam kamus bahasa penerima, dapat dikatakan unsur itu sudah terintegrasi. Sebaliknya, jika unsur tersebut belum tercantum dalam kamus bahasa penerima unsur itu belum terintegrasi.
Dalam proses integrasi unsur serapan itu telah disesuaikan dengan sistem atau kaidah bahasa penyerapnya, sehingga tidak terasa lagi keasingannya. Penyesuaian bentuk unsur integrasi itu tidak selamanya terjadi begitu cepat, bisa saja berlangsung agak lama. Proses penyesuaian unsur integrasi akan lebih cepat apabila bahasa sumber dengan bahasa penyerapnya memiliki banyak persamaan dibandingkan unsur serapan yang berasal dari bahasa sumber yang sangat berbeda sistem dan kaidah-kaidahnya. Cepat lambatnya unsur serapan itu menyesuaikan diri terikat pula pada segi kadar kebutuhan bahasa penyerapnya. Sikap penutur bahasa penyerap merupakan faktor kunci dalam kaitan penyesuaian bentuk serapan itu.
 Jangka waktu  penyesuaian unsur integrasi tergantung pada tiga faktor antara lain :
1.       perbedaan dan persamaan sistem bahasa sumber dengan bahasa penyerapnya,
2.       unsur serapan itu sendiri, apakah sangat dibutuhkan atau hanya sekedarnya sebagai pelengkap
3.       sikap bahasa pada penutur bahasa penyerapnya.

C. Akibat interferensi dan integrasi
Roman Jakobson (1972: 491)  memberikan keterangan bahwa  interferensi dan juga integrasi  hanya akan berpengaruh terhadap  system bahasa  sepanjang ada kemungkinan pembaharuan dalam  system bahasa penerima itu. Sedangkan Weinreich (1968: 1-2), dengan lebih dulu memberi keterangan  bahwa interferensi mengandung pengertian penyusunan kembali pola-pola bahasa  donor menurut system  bahasa penyerap, memberikan penegasan bahwa  bagai manapun juga  sedikit atau banyak peristiwa interferensi itu  akan mempunyai pengaruh  bagi sistem bahasa penyerapnya












BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Baik interferensi maupun integrasi merupakan akibat dari terjadinya  kontak bahasa. Kedua peristiwa ini pada hakekatnya adalah peristiwa pemakaian unsure bahasa yang satu ke dalam unsure bahasa yang lain yang terjadi dalam diri penutur. Namun keduanya perlu dibedakan.Sebab interferensi pada umumnya dianggap sebagai gejala tutur (speech parole),  hanya terjadi pada dwibahasawan dan peristiwanya dianggap  sebagai penyimpangan. Sedangkan integrasi lebih cenderung sebagai gejala bahasa (language, langue),  dapat terjadi dalam setiap anggota masyarakat  dan peristiwanya tidak terasa lagi  sebagai penyimpangan,  karena unsur-unsur serapan itu  telah memasyarakat  dan diperlakukan seperti system bahasa penyerapnya. Interferensi dianggap sebagai yang tidak perlu  teerjadi karena unsure-unsur  serapan itu sebenarnya  telah ada padanannya  dalam bahasa penyerap,  sehingga cepat atau lambat sesuai dengan  perkembangan bahasa penyerap,  diharapkan makin berkurang  atau sampai batas yang paling minim. Sedangkan integrasi biasanya dipandang  sebagai suatu yang diperlukan  karena unsur-unsur serapan itu  tidak atau belum ada  padanannya dalam bahasa penyerap, sehingga kehadirannya merupakan  suatu yang diharapkan demi perkembangan bahasa yang bersangkutan.








DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ngalim. 2011. Wacana Khas Komunikasi Promosi Perbankan dalam Kajian Sosiolinguistik.Surakarta: Muhammadiyah University Press.
http:// agusepta.blogspot.com/pengertian-Integrasi-menurut-para-ahli.html
di akses pada tanggal 19 Maret 2013
www.artikata.com/arti-330868-integrasi.html

di akses pada tanggal 19 Maret 2013
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar