MAKALAH INTEGRASI
Makalah
ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiolinguistik
Pengampu : Prof. Dr.Abdul
Ngalim,
M.M, M.Hum.
Disusun oleh :
1.
Slamet
Eko Budiono A 310110105
2.
Dian
Sukma Raharja A
310110107
3.
Licentia
Ary Septiani A 310110109
PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb
Alhamdulillah, puji
syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt atas berkah dan hidayahNya yang telah
dilimpahkan kepada kita sehingga makalah sosiolinguistik
ini dapat terselesaikan.
Makalah mengenai integrasi ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah sosiolinguistik di jurusan Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Keberhasilan makalah ini tidak lepas
dari dukungan semua pihak dalam penyelesaiannya.Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk membuat dan mempresentasikan makalah ini.
2. Prof.Abdul Ngalim
selaku dosen pembimbing mata kuliah sosiolinguistik jurusan PBSID UMS.
3. Teman – teman
kelompok yang telah membuat makalah ini.
Semoga yang kami
lakukan selalu diridhoi Allah SWT sehingga senantiasa menjadi amal ibadah di
sisinya.
Wassalamualaikum
Wr.Wb.
Surakarta, Maret 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Interferensi
dan integrasi merupakan dua topik dalam sosiolinguistik yang terjadi akibat
adanya penggunaan dua bahasa atau lebih dalam masyarakat tutur yang
multilingual. Dalam peristiwa interferensi juga digunakannya unsur-unsur bahasa
lain dalam menggunakan suatu bahasa yang dianggap suatu kesalahan karena
menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yang digunakan. Sedangkan integrasi
adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dan
dianggap sudah menjadi warga bahasa tersebut.
PERMASALAHAN
1.
Apakah pengertian Integrasi ?
2.
Bagaimana Batasan antara inteferensi dan
integrasi ?
3.
Bagaimana akibat interferensi dan
integrasi ?
TUJUAN
1.
Mampu mendefinisikan pengertian
Integrasi
2.
Mampu mendeskripsikan. Batasan interferensi
dan integrasi
3.
Mampu menjelaskan akibat yang terjadi
antara interferensi dan integrasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Integrasi
Mengenai
integrasi, Hockett (1959 : 417) sudah lebih awal menyebut dengan istilah
adaptasi (adaptation). Hockett menjelaskan bahwa adaptasi merupakan suatu
peristiwa dinaturalisasikanya secara penuh, sebuah kata sebagai bagian dari
rangkaian sejarah, seakan-akan telah menjadi bentuk bahasa peminjam. Menurut
Weinreich (1970 : 53), integrasi leksikal khususnya merupakan proses
penambahan leksikal dari kata pinjaman ,
ke perbendaharaan kata baru dalam bahasa penyerap. Dalam hal ini Weinreich
hanya memberikan contoh kata television dari bahasa inggris yang masuk kedalam
perbendaharaan kata jerman. Konsep senada, dikemukakan oleh Kridalaksana (1993
: 84), bahwa integrasi adalah penggunaan secara sistematis unsur-unsur bahasa
lain seolah-olah merupakan bagian dari suatu bahasa tanpa disadari oleh
pemakainya. Kridalaksana juga menegaskan, bahwa peminjaman merupakan proses menuju
integrasi. Sebagai contoh: piker, kahar, rejeki, maksud dan sebagainya. Dalam
register perbankan berbahasa Indonesia, kata-kata deposito, giro, kredit,
debet, likuidasi, kliring, likuiditas, solvabilitas, dan sebagainya. Jika telah
resmi dimasukkan kedalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebenarnya sudah dapat
dikategorikan hasil integrasi dari bahasa asing kedalam bahasa Indonesia.
Integrasi
menurut Mackey (1968) adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam
bahasa tertentu dan dianggap sedah menjadi warga bahasa tersebut. Sehingga tidak
dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau pungutan.
B. Batas Interferensi
dan Integrasi
Batas
antara peristiwa interferensi dan integrasi adalah dimana peristiwa
interferensi dipandang sebagai pengacau karena merusak system suatu bahasa,
tetap disisi lain dipandang sebagai suatu mekanisme yang paling penting dan
dominan untuk mengembangkan suatu bahasa yang masih perlu pengembangan
Oleh
sebagian sosiolinguis, masalah integrasi merupakan masalah yang sulit dibedakan
dari interferensi. Chair dan Agustina (1995:168) mengacu pada pendapat Mackey,
menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan
dalam bahasa tertentu dan dianggap sudah menjadi bagian dari bahasa tersebut.
Tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau pungutan.
Mackey
dalam Mustakim (1994:13) mengungkapkan bahwa masalah interferensi adalah nisbi,
tetapi kenisbiannya itu dapat diukur. Menurutnya, interferensi dapat ditetapkan
berdasarkan penemuan adanya integrasi, yang juga bersifat nisbi. Dalam hal ini,
kenisbian integrasi itu dapat diketahui dari suatu bentuk leksikal. Misalnya,
sejumlah orang menganggap bahwa bentuk leksikal tertentu sudah terintegrasi,
tetapi sejumlah orang yang lain menganggap belum.
Senada
dengan itu, Weinrich (1970:11) mengemukakan bahwa jika suatu unsur interferensi
terjadi secara berulang-ulang dalam tuturan seseorang atau sekelompok orang
sehingga semakin lama unsur itu semakin diterima sebagai bagian dari
sistem bahasa mereka, maka terjadilah integrasi. Dari pengertian ini dapat
diartikan bahwa interferensi masih dalam proses, sedangkan integrasi sudah
menetap dan diakui sebagai bagian dari bahasa penerima.
Berkaitan
dengan hal tersebut, ukuran yang digunakan untuk menentukan keintegrasian suatu
unsur serapan adalah kamus. Dalam hal ini, jika suatu unsur serapan atau
interferensi sudah dicantumkan dalam kamus bahasa penerima, dapat dikatakan
unsur itu sudah terintegrasi. Sebaliknya, jika unsur tersebut belum tercantum
dalam kamus bahasa penerima unsur itu belum terintegrasi.
Dalam
proses integrasi unsur serapan itu telah disesuaikan dengan sistem atau kaidah
bahasa penyerapnya, sehingga tidak terasa lagi keasingannya. Penyesuaian bentuk
unsur integrasi itu tidak selamanya terjadi begitu cepat, bisa saja berlangsung
agak lama. Proses penyesuaian unsur integrasi akan lebih cepat apabila bahasa
sumber dengan bahasa penyerapnya memiliki banyak persamaan dibandingkan unsur
serapan yang berasal dari bahasa sumber yang sangat berbeda sistem dan
kaidah-kaidahnya. Cepat lambatnya unsur serapan itu menyesuaikan diri terikat
pula pada segi kadar kebutuhan bahasa penyerapnya. Sikap penutur bahasa
penyerap merupakan faktor kunci dalam kaitan penyesuaian bentuk serapan itu.
Jangka waktu penyesuaian unsur integrasi
tergantung pada tiga faktor antara lain
:
1. perbedaan dan persamaan sistem bahasa sumber
dengan bahasa penyerapnya,
2. unsur serapan itu sendiri, apakah sangat
dibutuhkan atau hanya sekedarnya sebagai pelengkap
3. sikap bahasa pada penutur bahasa penyerapnya.
C. Akibat interferensi
dan integrasi
Roman
Jakobson (1972: 491) memberikan
keterangan bahwa interferensi dan juga
integrasi hanya akan berpengaruh
terhadap system bahasa sepanjang ada kemungkinan pembaharuan dalam system bahasa penerima itu. Sedangkan
Weinreich (1968: 1-2), dengan lebih dulu memberi keterangan bahwa interferensi mengandung pengertian
penyusunan kembali pola-pola bahasa
donor menurut system bahasa
penyerap, memberikan penegasan bahwa
bagai manapun juga sedikit atau
banyak peristiwa interferensi itu akan
mempunyai pengaruh bagi sistem bahasa penyerapnya
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Baik
interferensi maupun integrasi merupakan akibat dari terjadinya kontak bahasa. Kedua peristiwa ini pada hakekatnya adalah
peristiwa pemakaian unsure bahasa yang satu ke dalam unsure bahasa yang lain
yang terjadi dalam diri penutur. Namun keduanya perlu dibedakan.Sebab
interferensi pada umumnya dianggap sebagai gejala tutur (speech parole), hanya terjadi pada dwibahasawan dan peristiwanya
dianggap sebagai penyimpangan. Sedangkan
integrasi lebih cenderung sebagai gejala bahasa (language, langue), dapat terjadi dalam setiap anggota masyarakat dan peristiwanya tidak terasa lagi sebagai penyimpangan, karena unsur-unsur serapan itu telah memasyarakat dan diperlakukan seperti system bahasa
penyerapnya. Interferensi dianggap sebagai yang tidak perlu teerjadi karena unsure-unsur serapan itu sebenarnya telah ada padanannya dalam bahasa penyerap, sehingga cepat atau lambat sesuai dengan perkembangan bahasa penyerap, diharapkan makin berkurang atau sampai batas yang paling minim. Sedangkan
integrasi biasanya dipandang sebagai
suatu yang diperlukan karena unsur-unsur
serapan itu tidak atau belum ada padanannya dalam bahasa penyerap, sehingga
kehadirannya merupakan suatu yang
diharapkan demi perkembangan bahasa yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ngalim.
2011. Wacana Khas Komunikasi Promosi
Perbankan dalam Kajian Sosiolinguistik.Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
http://
agusepta.blogspot.com/pengertian-Integrasi-menurut-para-ahli.html
di
akses pada tanggal 19 Maret 2013
www.artikata.com/arti-330868-integrasi.html di akses pada tanggal 19 Maret 2013