NIM : A 310 110 107
KELAS : 2 B
PROGDI : PBSID
Multikulturalisme
dalam cerita tradisional Yogyakarta
Muhammad Thobroni
dan
Burhan Nurgiyantoro
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia STKIP PGRI Pacitan
Jl. Cut Nyak Dien 4 A Ploso, Pacitan
Telp. 081 7954 0003, E-mail:
ABSTRAK ASLI
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan unsur multikulturalisme dalam cerita tradisional Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif dengan metode analisis wacana. Sumber penelitian ialah cerita tradisional Yogyakarta
dalam bentuk buku yang diperoleh dengan teknik baca-catat. Data yang terkumpul
dianalisis dengan metode analisis wacana dengan meminjam teknik referensi, inferensi, pengetahuan tentang dunia, dan perbandingan. Keabsahan data melalui validitas
dan reliabilitas. Validitas data melalui validitas semantik dan verifikasi pakar,
yakni Prof. Dr. Bakdi Soemanto, pakar sastra dan penulis cerita tradisional, serta Dr.
Purwadi, pakar Kejawaan. Reliabilitas melalui reliabilitas intrarater yakni
baca-kaji-ulang, dan reliabilitas interater dengan cara berdiskusi dengan teman. Hasil penelitian
menunjukkan sosial-budaya, seperti perang saudara, ketidakadilan gender dan nafas feminisme
Jawa, ketahanan pangan, teknologi berbasis masyarakat, semangat dagang, masalah keluarga, penghormatan terhadap tata susila, dan sikap tamak dalam hidup, politik dan
hukum seperti perebutan kekuasaan dan kepemimpinan politik, dan pendidikan seperti pendidikan transfer nilai, pendidikan pekerti, pendidikan kearifan lokal,
pendidikan ramah lingkungan, pendidikan religiusitas, pengenalan lintas budaya, pendidikan konseling remaja, penghormatan terhadap pahlawan, pendidikan enterpreunership,
dan pendidikan kewarganegaraan. Keragaman dalam cerita tradisional menunjukkan
cerita tradisional Yogyakarta intensif dalam pergulatan sosial-budaya. Pergulatan itu
menjadi inspirasi penting bagi proses lahirnya cerita tradisional, sekaligus merekam
dan memotret realitas sosial-budaya. Cerita tradisional bertema politik menunjukkan
masyarakat pada dasarnya “merasa akrab” dengan peristiwa politik, meskipun terlihat “diam” atas
apa yang dirasakan. Cerita tradisional menjadi “pemberontakan” karena tersumbatnya saluran berpendapat terhadap proses politik yang terjadi. Cerita tradisional
bertema pendidikan menunjukkan masyarakat memiliki kepedulian dan keterikatan tertentu
dalam dunia pendidikan.
Kata
Kunci: multikulturalisme, cerita
tradisional.
ABSTRAK
(reproduksi)
Penelitian ini mendeskripsikan tentang
unsur multikulturalisme dalam cerita tradisional Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan analisis wacana dan sumber penelitian adalah cerita tradisional
dari Yogyakarta. Keabsahan data melalui validitas dan reliabilitas , yakni
dengan baca dan mengkaji ulang , serta berdiskusi dengan teman yang lain. Cerita tradisional yang bertemakan pendidikan menunjukan masyarakat peduli terhadap dunia pendidikan. Keragaman
dalam cerita tradisional Yogyakarta menjadi inspirasi bagi lahirnya cerita
tradisional yang ada sekarang dan menjadi realitas sosial – budaya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan unsur multikulturalisme dalam cerita tradisional yogyakarta
Metode Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif . Penelitian ini juga memanfaatkan data-data yang
bersifat sekunder meliputi buku, makalah, esai, dan lain-lain yang dianggap
perlu dan relevan dengan penelitian.
Hasil dari penelitian adalah beberapa unsur
multikultural yang dapat di deskripsikan dan di analisis, yang terdiri dari
solidaritas persaudaraan, kesetaraan jender,
perdagangan terbuka, nilai kekeluargaan , penghormatan terhadap tata
susila, merasa cukup , sharing dan control
kekuasaan.
Kata Kunci: multikulturalisme, cerita tradisional.