PENGKAJIAN FIKSI
ANALISIS CERPEN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengkajian Fiksi
Pengampu: Ali Imron Al’Maruf
Disusun oleh :
Dian Sukma Raharja A 310110107
PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengkajian terhadap karya fiksi berarti penelaahan, penyelidikan, atau mengkaji, menelaah, menyelidiki karya fiksi tersebut. Untuk melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur pembentuk karya sastra, khususnya fiksi, pada umumnya kegiatan itu disertai oleh kegiatan analisis. Istilah analisis, misalnya analisis karya fiksi, menyaran pada pengertian mengurai karya itu atas unsur-unsur pembentuknya tersebut.
Selain itu, dalam melakukan pengkajian sebuah karya sastra, khususnya fiksi kita hendaknya melakukan pengkajian dengan menggunakan teori-teori pengkajian fiksi. Ada beberapa teori yang dapat digunakan dalam melakukan pengkajian karya sastra yang berupa fiksi, misalnya teori struktural, teori semiotik, teori psikologi, teori sosiologi, dan lain-lain. Dalam makalah ini akan membahas mengenai bentuk pengkajian fiksi yaitu cerita pendek dengan menggunakan teori strukturalisme.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis cerpen “ Galigi “ dengan menggunakan teori struktural ?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan analisis cerpen “ Galigi “ dengan teori struktural.
PEMBAHASAN
Sinopsis cerpen “ Galigi “
Karya Gunawan Maryanto
Saya melihat sepasang mata yang menakutkan. Ki sanak bias melihatnya sendiri tanpa saya harus berpanjang lebar menceritakan betapa mengerikannya mata saya. Seluruh orang yang telah bertatapan (sengaja maupun tidak ) dengan saya, tak terkecuali ibu saya yang dikemudian hari saya tahu dia bukan ibu saya yang sebenarnya, mengatakan bahwa di dalam sepasang mata saya tersimpan gambar kematian mereka. Kematian dalam wujud yang paling menakutkan. Sepasang mata saya adalah mimpi buruk yang tak mau mereka ulangi sekali lagi. Setelah bertatapan dengan mata saya untuk pertama kalinya, mereka akan menghindar sejauh-jauhnya sambil mengajak orang-orang yang bahkan belum pernah bertemu dengan saya. Hanya ibu saya satu-satunya orang yang tetap bertahan di dekat saya, yang tidak takut dengan kematian.
Dalam bagian pembahasan ini merupakan hasil pengkajian fiksi dari sebuah cerita pendek yang memiliki identitas sebagai berikut :
Judul : Galigi
Penulis : Gunawan Maryanto
Sumber/Penerbit : Galigi , Kumpulan Cerpen
(Penerbit koekoesan)
PENGKAJIAN CERITA PENDEK
“ Galigi“
Kajian Struktural
Pengkajian fiksi yang berupa cerita pendek,secara struktural memiliki beberapa aspek yang dikaji, diantaranya adalah.
1. Tema
Tema pada cerita pendek yang berjudul “Galigi” karya dari Gunawan Maryanto ini adalah kematian.
2. Fakta Cerita
a) Penokohan
Terdapat beberapa penokohan dalam cerita pendek ini, antara lain.
§ Saya/ ki sanak
seseorang yang bercerita mengenai Galigi ,lelaki bertubuh kecil bermata aneh dan bergigi besar tak beraturan.
§ Galigi
lelaki yang diceritakan oleh “ Saya “ yang digambarkan sebagai seorang lelaki bertubuh kecil bermata aneh dan bergigi besar tak beraturan, dia mempunyai mata yang mampu melihat kematian orang lain.
Ibu galigi
§ seorang ibu yang tegar , walaupun dia tahu kapan kematian aka menjemputnya karena sudah tergambar jelas di mata anaknya. Walaupun anak tersebut tak pernah dilahirkannya. Dia tak takut akan kematian
§ Lubdaka
Seorang pembunuh , perampok , pemerkosa , semua kejahatan mungkin sudah pernah dilakukan olehnya. Dia sangat kejam tapi dia juga sangat bijaksana.
§ Umang
Pacar kecil Lubdaka
§ Khima
Gadis buta yang pandai bermain sitar
b) Alur atau Plot
Alur cerita dalam cerpen “Maju mundur” ini adalah alur maju.
Dimulai dari tahap.
1) Perkenalan
Menceritakan tentang galigi , seorang lelaki yang mempunya mata yang bisa melihat kematian orang lain
2) Pemunculan Konflik
Ketika ibu galigi meninggal dunia , dan galigi di usir dari kampong halamannya
3) Konflik Meningkat
Ketika galigi menjadi perampok bersam lubdaka dan membakar sebuah kampung
4) Klimaks atau Puncak
Ketika lubdaka dan galigi bertemu dengan gadis buta yang pandai bermain sitar .
5) Penyelesain
. saat lubdaka meninggal dunia , dan galigipun akhirnya menyesal karena tubuhnya telah hancur dan tinggal sisa-sisa
c) Latar atau Setting
§ Latar tempat : Kampung halaman galigi, padang ilalang , telaga.
§ Latar waktu : sore hari saat ibu dari galigi dimakamkan
3. Sarana Sastra
a) Simbol
Menggunakan symbol-simbol yang mungkin sulit dipahami oleh pembaca pemula
b) Bahasa atau Gaya Bahasa
Dalam cerpen “Galigi”, penulis cenderung menggunakan bahasa yang rumit dan sulit dipahami oleh pembaca . bisa jadi penulis sengaja melakukan itu agar pembaca berpikir ulang dua kali untuk menyelesaikan membaca cerpen ini
c) Sudut Pandang
Menggunakan sudut pandang orang ke tiga pelaku sampingan
d) Penafsiran penokohan
Tokoh galigi ini mempunyai sikap percaya diri yang tinggi , tidak takut apapun bahkan dengan kematian sekalipun.
e) penafsiran ironi
konflik batin yang dialami oleh galigi , karena dia mempunyai mata yang menurutnya terkutuk . sebenarnya dia tidak ingin mempunyai mata yang bias melihat kematian orang lain.
4. Amanat
Tetap tegar menghadapi cobaan , jangan pernah lupakan Tuhan . Jangan takut dengan kematian , karena kematian adalah kehidupan yang sebenarnya
PENUTUP
Kesimpulan
Pengkajian fiksi yang berupa cerita pendek,secara struktural memiliki beberapa aspek yang dikaji, diantaranya adalah Tema , penokohan , alur ,latar/ setting, symbol, gaya bahasa,sudut pandang , penafsiran penokohan ,penafsiran ironi, dan amanat.
DAFTAR PUSTAKA
Maryanto, gunawan. 2007.Galigi, Kumpulan Cerpen. Depok: Penerbit koekoesan